Wirajaya, Mutiara Nabila and Wirasmoyo, Wiliarto (2021) ARSITEKTUR SIMBIOSIS SEBAGAI KONSEP DESAIN DALAM PENGEMBANGAN KOMPLEKS MASJID AN-NUUR MENJADI PUSAT KEBUDAYAAN ISLAM KABUPATEN MAGELANG. Tugas Akhir thesis, University of Technology Yogyakarta.
Text
ABSTRAK-5170911235-MUTIARA NABILA WIRAJAYA.pdf Download (137kB) |
Abstract
Kabupaten Magelang memiliki jumlah penduduk dengan jumlah pemeluk agama Islam terbanyak yaitu 97%. Dengan jumlah pemeluk agama Islam sebanyak 97% tersebut juga mempengaruhi pertumbuhan masjid di Kabupaten Magelang. Namun dewasa ini perkembangan fungsi masjid yang dipahami semata-mata hanya untuk kegiatan ibadah sujud saja sebagaimana dilakukan dalam sholat. Sebuah masjid tidak cukup hanya sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan ibadah sholat saja, melainkan untuk kegiatan yang lebih luas lagi. Menurut Ulama yang berada di Kabupaten Magelang, bahwasanya untuk fungsi masjid itu sendiri belum ada tempat yang mewadahi untuk kegiatan ibadah seperti kajian dakwah Islam, dan kebudayaan lokal bernuansa Islam di kawasan Borobudur. Maka dari itu dibutuhkan Pusat Kebudayaan Islam untuk mewadahi kegiatan tersebut. Metode perancangan yang digunakan pada perancangan Pusat Kebudayaan Islam Kabupaten Magelang ini adalah metode analisis dan mengambil informasi secara umum kemudian diklasifikasi menjadi informasi khusus. Metode ini juga digunakan sebagai landasan dalam menentukan konsep, fungsi, ataupun hal lain yang berhubungan dalam perancangan Pusat Kebudayaan Islam tersebut. Kesimpulan dari perancangan ini adalah menciptakan suatu tempat Pusat Kebudayaan Islam dengan konsep Arsitektur Simbiosis yang dapat mewadahi kegiatan lokal bernuansa islami yang dapat digunakan oleh masyarakat Kabupaten Magelang dan menjadikan masjid sebagai tempat untuk bersosialisasi, sarana pendidikan dan kebudayaan. Magelang Regency has the largest Muslim population, that is 97%. With the number of followers of Islam as much as 97% it also affects the growth of mosques in Magelang Regency. However, currently the development of the function of the mosque which is understood by the community is only for prayer activities. A mosque is not only as a place for prayer activities, but it’s for more activities. According to the Ulama who is in Magelang Regency, that for the function of the mosque there is no place to accommodate for religious activities like the study of Islamic da’wah, and local culture with Islamic nuances in the Borobudur area. Therefore, an Islamic Cultural Center is needed to accommodate these activities The design method used in the design of the Magelang Islamic Cultural Center is a method of analysis and taking general information and then classified it into specific information. This method is also used as a basis in determining the concept, function, or other matters related to the design of the Islamic Cultural Center. The conclusion of this design is to create a place that can accommodate local activities with Islamic nuances that can be used by the people of Magelang Regency and make the mosque a place to socialize, education and culture.
Item Type: | Thesis (Skripsi, Tugas Akhir or Kerja Praktek) (Tugas Akhir) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pusat Kebudayaan Islam, Arsitektur Simbiosis, Kabupaten Magelang Islamic Cultural Center, Symbiosis Architecture, Magelang Regency. |
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Arsitekur |
Depositing User: | Kaprodi S1 Arsitektur UTY |
Date Deposited: | 26 Aug 2022 08:41 |
Last Modified: | 26 Aug 2022 08:41 |
URI: | http://eprints.uty.ac.id/id/eprint/10169 |
Actions (login required)
View Item |