Wulandari, Nanda and Randhiko Putro, Angling (2021) PENERAPAN KONSEP SEQUENCE RUANG PADA PERANCANGAN TAMAN KERAJAAN MATARAM DI DESA PENDOWOREJO KABUPATEN KULON PROGO. Tugas Akhir thesis, University of Technology Yogyakarta.
Text
ASTRAK-5160911266-NANDA WULANDARI.pdf Download (243kB) |
Abstract
Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan kekayaan dan keragaman budaya dan sejarah. Beragamnya sumberdaya alam yang ada di Indonesia menjadikan Indonesia memiliki potensi yang besar dibidang kepariwisataan. Potensi budaya merupakan salah satunya. Kekayaan nusantara yang terdiri dari Sabang sampai Merauke merupakan kekayaan dunia yang pernah terjadi. Beberapa Negara tetangga mempunyai kemiripan budaya karena kesamaan akar budayanya. Hal tersebut menjadi salah satu alasan warisan budaya asli Indonesia rentan klaim terhadap Negara lain, sehingga perlu adanya inventarisasi komunal kekayaan budaya yang ada di Indonesia, salah satunya dengan mendirikan pusat wisata budaya. Salah satunya dengan Perancangan Pusata Wisata Budaya Taman Kerajaan Mataram ini. Sesuai dengan Perda DIY No 1 Tahun 2002 tentang RIPPARDA DIY memandu pengembangan wisata berwawasan budaya guna mendukung visi tahun 2025 DIY akan menjadi daerah tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara dengan ciri khas wisata bernuansa budaya. Belum terdapat wisata budaya dan sejarah di Kulon Progo membuat pemerintah setempat ingin membangun wisata baru dengan tema kerajaan yang punya sejarah dan budaya, banyaknya penggiat budaya yang ada di Kulon Progo menjadi salah satu factor perlunya wisata dengan tema budaya dan sejarah sehingga dapat dilestarikan. Selai itu pemerintah setempat juga merencenakan pertumbuhan ekonomi secara rata dan bersama-sama. Dengan adanya wisata ini diharapkan hal tersebut dapat terlaksana dengan baik. Untuk menumbuhkan rasa pada wisata ini sehinga perlu sentuhan desain yang dapat menyampaikan makna pada sejarah kepada pengunjug. Sehingga sequence ruang adalah pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam mendesain wisata dengan tema sejarah dan budaya ini. Perancangan Pusat Wisata Budaya Taman Kerajaan Mataram merupakan pusata wisata budaya bernuansa sejarah Kerajaan Mataram dengan pendekatan Sequence ruang. Yang akan direncanakan di desa Pendoworejo dengan luas lahan sebesar 2.1 Ha. Indonesia is an archipelago with a rich and diverse culture and history. The diversity of natural resources in Indonesia makes Indonesia have great potential in the field of tourism. Cultural potential is one of them. The wealth of the archipelago, which spread from Sabang to Merauke, is the wealth of the world that has ever happened. Some neighboring countries have cultural similarities because of the similarity of their cultural roots. This is one of the reasons why Indonesia's original cultural heritage is vulnerable to claims against other countries. Therefore. it is necessary to have a communal inventory of cultural wealth in Indonesia, one of which is by establishing cultural tourism center, designing Mataram Royal Park Cultural Tourism Center. In accordance with the Special Region of Yogyakarta Regional Regulation No. 1 of 2002 concerning the DIY RIPPARDA guiding the development of culturally-minded tourism to support the vision by 2025, the Special Region of Yogyakarta will become a leading tourist destination in Southeast Asia with cultural nuanced tourism characteristics. There is no cultural and historical tourism in Kulon Progo, making the local government want to build a new tour with a royal theme that has history and culture. The number of cultural activists in Kulon Progo is one factor in the need for tourism with cultural and historical themes so that it can be preserved. In addition, the local government also plans simultaneous and equal economic growth. With this tour, it is hoped that this plan can be done well. To foster a sense of this tour, it is necessary to have a design that can convey meaning of history to visitors. Therefore, spatial sequence approach is used by the author in designing historical and cultural theme tours. The design of Mataram Royal Park Cultural Tourism Center uses historical nuances of the Mataram Kingdom with a spatial sequence approach, which will be planned in Pendoworejo with a land area of 2.1 Ha.
Item Type: | Thesis (Skripsi, Tugas Akhir or Kerja Praktek) (Tugas Akhir) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Wisata Budaya, Kerajaan Mataram, Pendoworejo, Sequence Ruang Cultural Tourism, Mataram Kingdom, Pendoworejo, Spatial Sequence |
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Arsitekur |
Depositing User: | Kaprodi S1 Arsitektur UTY |
Date Deposited: | 27 Aug 2022 01:55 |
Last Modified: | 27 Aug 2022 01:55 |
URI: | http://eprints.uty.ac.id/id/eprint/10187 |
Actions (login required)
View Item |