Thahira, Aushafia Rafidah and Wirasmoyo, Wiliarto (2022) PERANCANGAN SEA TURTLE SANCTUARY AND EDUCATION AND EDUCATION CENTER DI KABUPATEN CILACAP DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGI. Tugas Akhir thesis, University of Technology Yogyakarta.
Text
ABSTRAK-5170911172-AUSHAFIA RAFIDAH THAHIRA.pdf Download (34kB) |
Abstract
Berdasarkan IUCN Red List of Threatened Species penyu berstatus rentan kepunahan, terancam atau sangat terancam punah, di Indonesia dilindungi dalam UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Terancamnya penyu diakibatkan dari berbagai ancaman, seperti dari predator alaminya, perburuan manusia dan kondisi lingkungan peneluran yang kurang mendukung. Di Kabupaten Cilacap, tepatnya Teluk Penyu yang dulunya menjadi icon pendaratan penyu kini berubah menjadi kawasan industri dan wisata, menyisakan lima titik pantai yang sering menjadi tujuan pendaratan penyu, salah satunya Pantai Sodong. Hal ini membuat Jumawan, tokoh masyarakat di kawasan Pantai Sodong membentuk Komunitas Konservasi Penyu Nagaraja. Dilihat dari kondisi lingkungan yang semakin lama tidak mendukung dan minimnya pengetahuan masyarakat akan penyu dan habitatnya maka pendekatan Arsitektur Ekologi dipilih untuk merespon permasalahan tersebut. Metode perancangan yang digunakan adalah metode rational approach. Diawali dengan mengumpulkan data primer dan sekunder dilanjuti menganalisis permasalahan dan potensi diikuti dengan pemilihan alternatif yang akan menghasilkan konsep perancangan. Hasil dari perancangan Sea Turtle Sanctuary and Education Center di Kabupaten Cilacap yaitu dapat mewadahi kegiatan penelitian, pendidikan, dan pengawasan yang dapat menjaga keberlanjutan populasi penyu sekaligus ekosistemnya dengan konsep perancangan ramah lingkungan, menjaga keberlangsungan ekosistem dan bersinergi dengan masyarakat sesuai dengan pendekatan Arsitektur Ekologi. The IUCN Red List of Threatened Species states that turtles are vulnerable to extinction, threatened, or critically endangered. In Indonesia, they are protected by Law no. 5 of 1990 concerning the Conservation of Biological Natural Resources and Their Ecosystems. The threat of turtles is caused by various threats, such as natural predators, hunting by humans, and unfavorable nesting environment conditions. In Cilacap Regency, Turtle Bay, which used to be a turtle landing icon, has now turned into an industrial and tourist area, leaving five points of beaches that are often turtle landing destinations, one of which is Sodong Beach. This made Jumawan, a community leader in the Sodong Beach area, form the Nagaraja Turtle Conservation Community. Judging from the increasingly unsupported environmental conditions and the lack of public knowledge about turtles and their habitats, the Ecological Architecture approach was chosen to respond to these problems. The design method used is the rational approach method. It began with collecting primary and secondary data, then analyzing the problems and potentials, and then selecting alternatives that will produce a design concept. The result of the design of the Sea Turtle Sanctuary and Education Center in Cilacap Regency is that it can accommodate research, education, and supervision activities that can maintain the sustainability of the turtle population as well as its ecosystem with environmentally friendly design concepts, maintain ecosystem sustainability and synergize with the community according to the Ecological Architecture approach.
Item Type: | Thesis (Skripsi, Tugas Akhir or Kerja Praktek) (Tugas Akhir) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Penyu, Sanctuary, Arsitektur Ekologi, Cilacap, Turtle, Sanctuary, Ecological Architecture, Cilacap |
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Arsitekur |
Depositing User: | Kaprodi S1 Arsitektur UTY |
Date Deposited: | 20 Oct 2022 06:37 |
Last Modified: | 20 Oct 2022 06:37 |
URI: | http://eprints.uty.ac.id/id/eprint/10978 |
Actions (login required)
View Item |