KAJIAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL PADA ARSITEKTUR HOTEL BINTANG DAN HUNIAN VERTIKAL DI KAWASAN CAGAR BUDAYA YOGYAKARTA

Kurniawan, Muhammad Arief and Meytasari, Cinthyaningtyas (2019) KAJIAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL PADA ARSITEKTUR HOTEL BINTANG DAN HUNIAN VERTIKAL DI KAWASAN CAGAR BUDAYA YOGYAKARTA. INERSIA, 15 (1). pp. 54-61. ISSN 2528-388X

[img] Text
peer review_kajian nilai kearifan lokal__.pdf

Download (1MB)

Abstract

Yogyakarta City Government (Pemkot) and the surrounding Regency Government (Pemkab) get a lot of criticism from the public regarding policies that have resulted in massive vertical residential development in the form of hotels and apartments. In addition, the presence of vertical housing is also feared to have an impact on changes in community culture.This study aims to examine the extent to which local wisdom values are applied to star hotels and vertical occupancy in the Yogyakarta Cultural Heritage Area and what direction can be obtained so that star hotels and vertical housing are able to incorporate the value of local wisdom in YogyakartaThis research was conducted using the transforming tradition method. The main principles of the ATUMICS method are about regulation, combination, integration, or a mixture of basic elements of tradition with modernity.The results of the analysis found that the percentage of local wisdom in star hotels and vertical buildings in malioboro 8%, Kraton 15%, Puro Pakualaman 10%, Kotagede 30% and Kotabaru 5%. The average of all is 13.6%. This proves that the value of local wisdom in star hotels and vertical buildings is still low (below 50%). Most star hotels and vertical buildings have not adopted the type of architecture that suits their respective regions. The total stars and vertical buildings still display modern architecture and the present as the main architecture. Pemerintah Kota Yogyakarta (Pemkot) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) di sekitarnya mendapatkan banyak kritikan dari publik mengenai kebijakan yang telah mengakibatkan pengembangan besar-besaran hunian vertikal dalam bentuk hotel dan apartemen. Selain itu, keberadaan hunian vertikal juga dikhawatirkan akan berdampak pada perubahan budaya masyarakat. Kajian ini bertujuan untuk menguji sejauh mana nilai-nilai kearifan lokal diterapkan pada hotel berbintang dan hunian vertikal di Kawasan Warisan Budaya Yogyakarta dan arahan apa dapat diperoleh agar hotel berbintang dan hunian vertikal dapat memasukkan nilai kearifan lokal di Yogyakarta. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode transforming tradition. Prinsip utama metode ATUMICS adalah tentang pengaturan, kombinasi, integrasi, atau campuran unsur-unsur dasar tradisi dengan modernitas. Hasil analisis menemukan bahwa persentase kearifan lokal di hotel berbintang dan bangunan vertikal di malioboro 8%, Kraton 15%, Puro Pakualaman 10%, Kotagede 30% dan Kotabaru 5%. Rata-rata semua adalah 13,6%. Ini membuktikan bahwa nilai kearifan lokal di hotel berbintang dan hunian vertikal masih rendah (di bawah 50%). Sebagian besar hotel bintang dan hunian vertikal belum mengadopsi jenis arsitektur yang sesuai dengan daerahnya masing-masing. Hotel bintang dan bangunan vertikal masih menampilkan arsitektur modern dan masa kini sebagai arsitektur utama.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: cultural heritage areas, star hotels, value of local wisdom, vertical residential,kawasan cagar budaya, hotel bintang, nilai kearifan lokal, hunian vertikal
Subjects: N Fine Arts > NA Architecture
Divisions: Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Arsitekur
Depositing User: Kaprodi S1 Arsitektur UTY
Date Deposited: 06 Mar 2024 02:28
Last Modified: 06 Mar 2024 02:28
URI: http://eprints.uty.ac.id/id/eprint/14984

Actions (login required)

View Item View Item