Endy Marlina, ANNISA MU’AWANAH (2024) Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis Persepsi Wisata Gen Z di Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK). EC002024256130.
![]() |
Text
2024 Des-Strategi Pengembangan Pariwisata.pdf Download (4MB) |
Abstract
Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Gunungsewu adalah kawasan lindung nasional yang merupakan laboratorium alam, ekonomi, dan lingkungan yang kaya ilmu pengetahuan dari aspek geologi, hidrologi, geomorfologi, speleologi, arkeologi, biologi, pertanian, sosial, budaya, dan ekonomi. Kawasan ini potensial dikembangkan sebagai kawasan wisata sejalan dengan konsep Sustainable Development Goals (SDG), salah satu fokus pengembangan pariwisata menuju ekonomi baru. Tingginya pertumbuhan wisata di Kabupaten Gunungkidul menjadi generator alih fungsi lahan dari fungsi pertanian menjadi fungsi budidaya. Jika tidak terkendali, hal ini akan membahayakan KBAK sebagai kawasan lindung. Namun sejatinya, masuknya investasi merupakan salah satu program pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam upaya peningkatan ekonomi wilayah. Tingginya pertumbuhan wisata di Kabupaten Gunungkidul yang mempengaruhi perubahan spasial di KBAK, urgenitas perlindungan KBAK di satu sisi dan peningkatan ekonomi wilayah di sisi lain, serta dinamika persepsi wisata Gen Z mendasari pergeseran perkembangan wisata dewasa ini. Pengkajian persepsi wisata Gen Z yang mendasari tuntutan terhadap pertumbuhan obyek wisata baru dan pergeseran perkembangan pariwisata menjadi penting dalam kerangka pengembangan pariwisata di Kabupaten Gunungkidul. Dinamika persepsi wisata Gen Z terhadap perkembangan wisata di KBAK mempengaruhi perkembangan dan perubahan spasial obyek wisata. Perkembangan wisata di Bukit Paralayang Watugupit, Pantai Drini, Pantai Gesing, Pantai Krakal, Pantai Kukup, dan Pantai Wediombo menunjukkan peminatan wisatawan yang sebagian besar adalah Gen Z. Wisatawan Gen Z berorientasi mencari suasana dan pengalaman-pengalaman unik di obyek wisata, diantaranya dengan mencoba berbagai aktifitas fisik yang lebih menantang atau memacu adrenalin. Pengalaman snorkeling, paralayang, camping, eksplorasi pulau dan wilayah di sekitar obyek wisata sangat menarik wisatawan Gen Z. Selain memuaskan adrenalin, mengabadikan pemandangan dan aktivitas ekstrem tersebut dan kemudian dipublikasikan di media social juga menjadi salah satu orientasi wisatawan Gen Z. Eksistensi diri di media social menjadi salah satu kebanggan yang selalu dikejar. Berbagai fasilitas dikembangkan di obyek wisata merespon minat wisata Gen Z, diantaranya perluasan area aktivitas dan berbagai jenis penginapan. Hal ini berdampak pada perkembangan sarana dan prasarana di Kawasan obyek wisata. Obyek wisata Goa Pindul dan Pantai Indrayanti berkembang sudah di era Gen Z. Kedua obyek wisata ini berkembang di tahun 2010an. Merespon minat wisatawan Gen Z yang mencari pengalaman unik dan menantang, Goa Pindul dikembangkan dengan pilihan kegiatan cave tubing, river tubing Sungai Oya, dan jeep wisata. Sedangkan Pantai Indrayanti dikembangkan dengan pilihan aktivitas di Pantai, glamping, dan pengalaman visual unik. Heha Ocean View dan Heha Sky View dikembangkan pada tahun 2020an untuk memuaskan minat wisatawan Gen Z yang lebih berorientasi pada pencarian suasana yang unik, pengalaman yang unik, mencari pengalaman memuaskan adrenalin karena mengunjungi lokasi-lokasi ekstrem, pencarian pengalaman visual unik, dan memuaskan pertunjukkan eksistensi pribadi dengan cara publisitas dokumentasi diri. Karenanya pengembangan kedua obyek wisata ini mengarah pada penciptaan dan pengembangan wisata yang instagramable.
Item Type: | Patent |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | economic responsibility, environmental responsibility, dan socio cultural responsibility |
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Arsitekur |
Depositing User: | Kaprodi S1 Arsitektur UTY |
Date Deposited: | 25 Mar 2025 05:02 |
Last Modified: | 25 Mar 2025 05:02 |
URI: | http://eprints.uty.ac.id/id/eprint/17533 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |