PENGEMBANGAN BALAI BUDAYA GIRIKERTO TURI DENGAN PENDEKATAN NEO VERNAKULAR

Dewanta, M.Noor Dwiansyah Kusuma and Ratriningsih, Desrina (2025) PENGEMBANGAN BALAI BUDAYA GIRIKERTO TURI DENGAN PENDEKATAN NEO VERNAKULAR. Tugas Akhir thesis, Universitas Teknologi Yogyakarta.

Other AB2FCB~1.PDF Download (751kB)

Abstract

Balai Budaya Girikerto merupakan bangunan yang mampu mewadahi dari segala kegiatan kebudayaan yang ada. Kalurahan Girikerto merupakan daerah paling utara dari kecamatan Turi dan sisi paling utara dari kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta yang berbatasan langsung dengan Gunung Merapi. Kalurahan Girikerto memiliki sumber daya yang masih kuat mengenai unsur kebudayaan. Dengan beragamnya kebudayaan yang ada, pemerintah setempat mengembangkan Balai Budaya Girikerto yang semula hanya pendopo menjadi sebuah area publik yang mampu menunjang dan bisa melestarikan kebudayaan yang ada serta meningkatkan perekonomian Girikerto. Pemilihan site di Dusun Sorowangsan karena berdekatan dengan kantor pemerintahan setempat dan merupakan pusat dari daerah Girikerto. Pengembangan Balai Budaya Girikerto diharapkan bisa mendukung kegiatan kebudayaan sehingga bisa menanggapi permasalahan ini. Rencana pengembangan ini juga sebagai jawaban dari permasalahan di Kalurahan Girikerto. Balai Budaya Girikerto Turi mengacu pada pendekatan Arsitektur Neo Vernakular, dimana desain Balai Budaya Girikerto berpatokan pada Peraturan Gubernur DIY Nomor 48 Tahun 2023 mengenai perancangan bangunan kebudayaan yang harus selaras dengan area sekitar dan tetap menonjolkan kebudayaan sekitar. Strategi yang mengacu pada pendekatan Arsitektur Neo Vernakular diantaranya tatanan gubahan, bentuk gubahan, serta detail-detail pada gubahan. Girikerto Cultural Center is a building that can accommodate all existing cultural activities. Girikerto Village is the northernmost area of Turi District and the northernmost side of the Special Region of Yogyakarta which directly borders Mount Merapi. Girikerto Village has strong cultural resources. With the diversity of cultures that exist, the local government developed the Girikerto Cultural Center which was originally just a pendopo into a public area that can support and preserve the existing culture and improve the economy of Girikerto. The site was chosen in Sorowangsan Hamlet because it is close to the local government office and is the center of the Girikerto area. The development of the Girikerto Cultural Center is expected to support cultural activities so that it can respond to this problem. This development plan is also an answer to the problems in Girikerto Village. The Girikerto Turi Cultural Center refers to the Neo Vernacular Architecture approach, where the design of the Girikerto Cultural Center is based on the DIY Governor Regulation Number 48 of 2023 concerning the design of cultural buildings that must be in harmony with the surrounding area and still highlight the surrounding culture. Strategies that refer to the Neo Vernacular Architecture approach include the composition of the composition, the form of the composition, and the details of the composition.

Item Type:	Thesis (Skripsi, Tugas Akhir or Kerja Praktek) (Tugas Akhir)
Uncontrolled Keywords:	Balai Budaya Girikerto, Kalurahan Girikerto, Neo Vernakular, Girikerto Cultural Hall, Girikerto Village, Neo Vernacular
Subjects:	N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:	Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Arsitekur
Depositing User:	Kaprodi S1 Arsitektur UTY
Date Deposited:	02 May 2025 08:16
Last Modified:	02 May 2025 08:16
URI:	http://eprints.uty.ac.id/id/eprint/17750

Actions (login required)

View Item