REDESAIN MUSEUM PATIAYAM DI KUDUS Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

RidloSaputro, Trisno (2017) REDESAIN MUSEUM PATIAYAM DI KUDUS Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora. Tugas Akhir thesis, University of Technology Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
5130911048-TRISNO RIDLO S.pdf

Download (261kB) | Preview

Abstract

Indonesia memiliki sejarah panjang peradaban dan kebudayaan manusia. Jejak – jejak manusia purba dan peradabannya yang ditemukan dari lapisan pleistosen terdapat di berbagai tempat di Pulau Jawa. Daerah Patiayam di wilayah Kudus merupakan salah satu situs terlengkap, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya manusia purba (Homo erectus), fauna vertebrata dan fauna invertabrata. Situs ini telah mendapat perhatian ilmuwan pada jaman penjajahan, sejak keberhasilan Eugene Dubois menemukan fosil Pithecantropus erectus di Trinil, Ngawi, Jawa Timur serta merta para ahli megadakan eksplorasi ke daerah – daerah termasuk Patiayam. Pada tahun 1857,tersebut nama F.W. Junghuhn, de Winter,dan pelukis naturalis Raden Saleh pernah ke Patiayam untuk menggali mencari fosil. Usaha mereka kurang berhasil karena lahan situs masih tertutup oleh hutan sehingga sulit menemukan fosil. Tiga data penting kehidupan kala Pleistosen di Patiayam antara lain sisa homnid (Homo erectus), sisa lingkungan purba (fosil – fosil vertebrata dan avertebrata), dan data budaya (alat batu/litik). (Sumber : Museum Patiayam, Kudus). Pendirian museum di Patiayam ini ternyata sejalan dengan perhatian Pemerintah terhadap potensi Patiayam yang sejak 22 September 2005 situs Patiayam ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan surat keputusan Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Provinsi Jawa Tengah nomor 988/102.SP/BP3/P.IX/2005, dimana letak zona inti situs Patiayam adalah tanah milik Perhutani petak 21C (Bappeda 2007 : 1-3). Museum Patiayam merupakan museum lapangan dengan persyaratan koleksi – koleksi yang diutamakan di lapangan setempat. Sesuai dengan kenyataan hasil fosil temuan dan penelitian ditemukan beberapa kelompok fosil manusia purba, fauna vertebrata dan invetebrata di situs Patiayam, maka lokasi museum yang sesuai adalah di daerah Cagar Budaya Patiayam yang koleksi – koleksinya kebanyakan dari lapangan setempat.Dari museum lapangan Daerah Patiayam, diharapkan dapat berkembang menjadi museum yang lebih representative dengan laboratorium dan fasilitas penunjang lainnya, mengingat masih diperlukannya sebuah museum khusus yang menangani dan mengamankan fosil-fosil dari peninggalan kehidupan jaman prasejarah.

Item Type: Thesis (Skripsi, Tugas Akhir or Kerja Praktek) (Tugas Akhir)
Subjects: N Fine Arts > NA Architecture
Divisions: Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Arsitekur
Depositing User: Kaprodi S1 Arsitektur UTY
Date Deposited: 02 Jan 2018 07:47
Last Modified: 02 Jan 2018 07:47
URI: http://eprints.uty.ac.id/id/eprint/308

Actions (login required)

View Item View Item