Azismail, Rezaldi and Setyowati, Endang (2020) PERANCANGAN MUSEUM BATIK NASIONAL DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR. Tugas Akhir thesis, University of Technology Yogyakarta.
|
Text
ABSTRAK-5140911129-REZALDI AZISMAIL.pdf Download (413kB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK Museum adalah sebuah lembaga yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda koleksi sejarah, pengembangan, dan konservasi yang bertujuan untuk melestarikan warisan budaya, tujuan studi, dan penelitian. Di kota Yogyakarta maupun sekitarnya banyak kita jumpai berbagai museum dengan berbagai objek yang ditampilkan. Salah satu contohnya yaitu Museum Batik Yogyakarta, berbagai ragam jenis batik mulai dari Batik Jogja-Solo dan Batik Pesisiran ada didalamnya. Tapi museum batik yang sudah saat ini kurang mencerminkan karakter dan bentuk bangunan museum, serta adanya fungsi bangunan lain yaitu Hotel Museum Batik yang terlihat lebih menonjol daripada bangunan museum tersebut, dan untuk menambah deretan koleksi batik yang hanya didominasi batik Jogja-Solo dan batik Pesisiran, maka pada perancangan dibuat Museum Batik Nasional Jogja dengan pendekatan Neo-Vernakular. Adanya Museum Batik Nasional adalah untuk menampilkan motif kain batik di seluruh Indonesia, tidak hanya motif Jogja-Solo dan Pesisiran, tetapi ada juga motif dari Sumatra, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, dan sekitarnya. Sedangkan pendekatan Neo Vernakular ditujukan untuk rancangan bangunan dengan menekankan aspek tradisional dan modern. Tak hanya itu, batik sebagai warisan budaya juga diperlihatkan pada fasad bangunan atau interior museum yang akan dirancang, karena arsitektur Neo Vernakular memiliki kaitan erat dengan tradisi dan budaya. Kata kunci : Batik, Konservasi, Museum, Neo Vernakular. ABSTRACT The museum is an institution that serves as a repository of objects of historical collection, development, and conservation that aims to preserve cultural heritage, study objectives, and research. In the city of Yogyakarta and its surroundings we find many museums with various objects displayed. One example is the Yogyakarta Batik Museum, various types of batik ranging from Jogja-Solo Batik and Coastal Batik are in it. But the batik museum that is currently lacking reflects the character and shape of the museum building, as well as the existence of other building functions, the Batik Museum Hotel that looks more prominent than the museum building. To add to the collection of batik collections that are only dominated by Jogja-Solo batik and Pesisiran batik, the design of the Jogja National Batik Museum was made using the Neo-Vernacular approach. The existence of the National Batik Museum is to display batik cloth motifs throughout Indonesia, not only the Jogja-Solo and Coastal motifs, but there are also motifs from Sumatra, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, and surrounding areas. While the Neo Vernacular approach is aimed at building design by emphasizing traditional and modern aspects. Not only that, batik as a cultural heritage is also shown in the facade of the building or interior of the museum to be designed, because Neo Vernacular architecture has a close relationship with tradition and culture. Keywords: Batik, Conservation, Museum, Neo Vernacular.
Item Type: | Thesis (Skripsi, Tugas Akhir or Kerja Praktek) (Tugas Akhir) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Arsitekur |
Depositing User: | Kaprodi S1 Arsitektur UTY |
Date Deposited: | 26 Mar 2020 07:34 |
Last Modified: | 26 Mar 2020 07:34 |
URI: | http://eprints.uty.ac.id/id/eprint/4891 |
Actions (login required)
View Item |