Dermawan Damanik, Bobby and Ari, Zaqi Al-Faritsy (2020) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI TEMPE DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA PADA UMKM DI PEMATANG SIANTAR Studi kasus : UD Habib. Tugas Akhir thesis, University of Technology Yogyakarta.
|
Text
5150611111 BOBBY DERMAWAN DAMANIK.pdf Download (242kB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK UD. Habib adalah perusahaan produksi tempe dengan bahan baku kacang kedelai yang menghasilkan kualitas yang tidak diharapkan dengan masi adanya defect produk dan proses produksi yang belum efektif yang menjadi sebuah kegiatan waste. Pada bulan Mei 2020 berdasarkan permintaan buyer pemesanan tempe jenis bantal sebanyak 14020 tempe. Terdapat permasalahan yaitu tempe cacat asam sebanyak 401 buah dengan persentase 3% dan tempe cacat dimakan hewan sebesar 178 buah dengan persentase cacat sebesar 1%, serta terdapat pemborosan aktivitas produksi di pendiaman kedelai beberapa saat setelah pencucian tahap pertama dan setelah proses peragian yang seharus disatukan pada tahap peragian. Pada penelitian ini metode yang digunakan yaitu Lean Six Sigma. Metode digunakan untuk mengidentifikasi produk cacat dan menghilangkan pemborosan aktivitas yang tidak bernilai tambah (NVA) dan mengetahui usulan perbaikan kecacatan produk serta mempersingkat waktu proses produksi di briket. Di dalamnya terdiri dari Define (Project Statement, dan Diagram SIPOC), Measure (Data aktivitas kerja, CTQ, perhitungan DPMO, CVSM), Analyze (Analisis CVSM, dan Sebab Akibat), improve (FVSM dan FMEA), dan Control (Usulan control pada pabrik). Berdasarkan hasil penelitian penyebab terjadinya cacat tempe asam adalah bahan baku kurang baik, proses pencucian yang kurang bersih, perebusan yang kurang lama,metode peragian dan penggilingan kedelai kurang maksimal. Untuk cacat tempe dimakan hewan penyebabnya adalah lingkungan pabrik yang kurang bersih dan banyaknya celah loban disekitar pabrik dan pemborosan aktivitas produksi mendiamkan kedelai setelah pencucian dan peragian. Usulan perbaikan cacat produk yakni melakukan pengecekan bahan baku, memerhatikan proses pencucian dan perebusan, mengganti metode peragian basah dengan metode peragian kering, menjaga kebersihan lingkungan pabrik, dan menutup celah lobang disekitar pabrik dengan kawat. Usulan aktvitas yakni menghilangkan pendiaman kedelai setelah pencucian dan peragian. FVSM dengan waktu siklus selama 32,72 jam dan lead time selama 1,921 jam. Setelah dilakukan analisis dengan FMEA didapatkan bahwa factor Kata Kunci: Tempe, Cacat Tempe, Future Value Stream Mapping, Lean Six Sigma . ABSTRACT UD. Habib is a company producing tempeh, made of soybeans. Production sometimes is unexpected because of product defects and ineffective production processes which becomes a waste activity. In May 2020, based on buyer’s request, 14020 tempeh pillow type is ordered. But, there is a problem, such as: 401 tempeh were acid defect with 3% percentage and 178 pieces tempeh defect eaten by animals with 1% percentage, and there is waste in production activities in soybean immersion after first stage washing and after fermentation process which should be put together in fermentation stage. In this study, the method used is Lean Six Sigma. The method is used to identify defective product and eliminate non-value added activities (NVA) waste and find out suggestions for improving product defects and shorten production process time in briquettes. It consists of Define (Project Statement, and SIPOC Diagram), Measure (Work activity data, CTQ, DPMO calculations, CVSM), Analyze (CVSM analysis, and cause and effect), improve (FVSM and FMEA), and Control (proposed control in the factory). Based on the results, poor raw materials cause sour tempeh defect, washing process is not clean enough, boiling process is not long enough, fermentation and milling method is not optimum. The defects that are eaten by animals is caused by unclean environment in factory and many gaps and holes around factory. Wasting material in production activities is that it leaves the soybeans after washing and fermentation. Recommendations for repairing product defect include checking raw materials, paying attention to the washing and boiling processes, replacing wet fermentation method with dry fermentation method, maintaining cleanliness in the factory environment, and closing holes around factory with wire. The proposed action is that do not let soybean standby after washing and fermentation. FVSM cycle time is 32.72 hours and lead time is 1.921 hours. Keywords: Tempeh, Tempeh Defect, Future Value Stream Mapping, Lean Six Sigma.
Item Type: | Thesis (Skripsi, Tugas Akhir or Kerja Praktek) (Tugas Akhir) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TS Manufactures |
Divisions: | Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Teknik Industri |
Depositing User: | Kaprodi S1 Teknik Industri UTY |
Date Deposited: | 28 Sep 2020 08:09 |
Last Modified: | 28 Sep 2020 08:09 |
URI: | http://eprints.uty.ac.id/id/eprint/5412 |
Actions (login required)
View Item |