REDESAIN TERMINAL BARANANGSIANG KABUPATEN BOGOR Dengan Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular

Indiarto, Andri and Pramono, Lukas Bimo (2021) REDESAIN TERMINAL BARANANGSIANG KABUPATEN BOGOR Dengan Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular. Tugas Akhir thesis, University Of Technology Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
5160911129-ANDRI INDIARTO.docx.pdf

Download (119kB) | Preview

Abstract

Transportasi darat sangat penting artinya bagi kehidupan dan kegiatan manusia. Salah satu alternatif transportasi darat yang dikembangkan adalah angkutan jalan raya Kota Bogor merupakan kota migrasi dengan banyaknya pendatang dari daerah Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur serta kota penghubung antara kota besar yaitu Jakarta dan Sukabumi,Cianjur,Cipanas,Puncak. Hal tersebut mengakibatkan kota Bogor dilewati oleh ribuan kendaraan setiap harinya, baik yang dari arah Jakarta maupun dari arah Sukabumi atau Puncak yang selalu ramai di jalur Ciawi. Seiring perkembangan jaman dan mobilitas yang tinggi Terminal Bubulak dipandang sangatlah jauh jadi untuk memudahkan akses atau pemberhentian pada bagian selatan banyak yang menggunakan Terminal Baranangsiang yang untuk saat dinilai tidak layak lagi untuk menampung dan melayani kebutuhan pada masa mendatang seperti yang dikatakan oleh Staff Adm dan Pengelola Lapangan Terminal Baranangsiang “Bahwa memang terminal sudah tidak layak lagi dan banyak atap roboh, wc umum kumuh, mushola tidak layak, loket tiket sangat buruk dan juga karena bangunan tua juga”.Untuk redesain terminal disini dalam rancangannya menggunakan penekanan konsep neo vernakular yang akan menjadi unsur pokok di bangunan dengan khas rumah adat bangunan sunda.Redesain Terminal dengan Arsitektur Neo-Vernakular yang akan menggunakan unsur budaya setempat dan diubah menjadi bentukan baru mulai dari bentuk atap bentuk fasad dan juga bentuk sirkulasi, dan juga menanamkan strategi unsur budaya lokal sunda yang mana di daerah perkotaan dan daerah industrial sangat minim bangunan yang berunsur budaya lokal karena mengutamakan bangunan modern. Dari segi iklim lokal di daerah Bogor Jawa Barat merupakan daerah dengan curah hujan tinggi serta angin dari sisi selatan pulau jawa yang menjadikan Bogor adalah Kota Hujan ,maka dari rancangan ini bentukan dan unsur lokal akan diperbarui menjadi modern. Adapun aksesbilitas terhadap bangunan yang menggunakan tagline konektifitas yang memperlihatkan unsur sirkulasi serta tampilan bangunan yang dapat menghidupkan bangunan dengan penggunanya sesuai dengan konsep neo-vernakular. Kata kunci: Redesain, Terminal, Neo-vernakular Land transportation is very important for human life and activities. One of the land transportation alternatives developed is Bogor highway transportation is a migratory city with a large number of migrants from central Java, DIY, East Java and the connecting city between the big cities namely Jakarta and Sukabumi, Cianjur, Cipanas, Puncak. This resulted in the city of Bogor being passed by thousands of vehicles every day, both from the direction of Jakarta and from the direction of Sukabumi or Puncak which is always crowded on the Ciawi line. Along with the development of era and high mobility Bubulak station is considered very far so to facilitate access or stop in the southern part many are using Baranangsiang station which for now considered no longer feasible to accommodate and serve the needs in the future as said by Administration Staff and Field Manager Baranangsiang station "That indeed the station is no longer feasible and many roofs collapsed , rundown public toilets, prayer room is no feasible, ticket counters are very bad and also because of old buildings too". For the design of the station here in its design using the emphasis of neo vernacular concept that will be the main element in the building with typical traditional house Sunda building.Redesign the station with Neo-Vernacular Architecture that will use local cultural elements and be transformed into a new form starting from the form of the roof facade shape and also the form of circulation, and also instill a strategy of local cultural elements Sunda which in urban areas and industrial areas are very minimal buildings that have a local culture because it prioritizes modern buildings. Bogor area of West Java is an area with high rainfall and wind from the south side of Java Island. That makes Bogor is the City of Rain, so from this design, the shape and local elements will be updated to modern. The accessibility to buildings that use taglines of connectivity that shows the elements of circulation and appearance of buildings that can animate the building with its users in accordance with the neo-vernacular concept. Keywords: Redesign, Station, Neo-vernacular

Item Type: Thesis (Skripsi, Tugas Akhir or Kerja Praktek) (Tugas Akhir)
Uncontrolled Keywords: Redesain, Terminal, Neo-vernakular Redesign, Station, Neo-vernacular
Subjects: N Fine Arts > NA Architecture
Divisions: Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Arsitekur
Depositing User: Kaprodi S1 Arsitektur UTY
Date Deposited: 30 Dec 2021 08:30
Last Modified: 30 Dec 2021 08:30
URI: http://eprints.uty.ac.id/id/eprint/7297

Actions (login required)

View Item View Item