Hakim Al F, Akbar Lukman and Tisnawati, Endah (2021) PERANCANGAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN BERBASIS TEORI SENSORIK, STUDI KASUS : PERANCANGAN PUSAT REHABILITASI AUTISME DESIGN OF AUTISM REHABILITATION CENTER IN MAGELANG CITY WITH A SENSORY ENVIRONMENT APPROACH. Tugas Akhir thesis, University of Technology Yogyakarta.
|
Text
ABSTRAK-5140911075-AKBAR LUKMAN HAKIM AL F .pdf Download (156kB) | Preview |
Abstract
Permasalahan penanganan autisme di Indonesia sangat kompleks, cara pandang masyarakat tentang anak pengidap autisme di Indonesia sangat buruk. Permasalahan ini bukan hanya dialami anak pengidap austime namun juga orang tua dari anak tersebut mulai dari masalah sosial maupun masalah ekonomi, dan masalah-masalah lainnya. Kota Magelang merupakan salah satu kota dengan angka pengidap autisme yang tertinggi di Jawa Tengah sehingga dulunya kota ini mempunyai sekolah khusus bagi pengidap autisme sebelum tempatnya digantikan oleh PAUD. Penanganan untuk pengidap autis yang selama ini dilakukan adalah dengan didirikannya tempat-tempat terapi bagi pribadi berkebutuhan khusus. Namun tempat terapi tersebut umumnya merupakan alih fungsi dari rumah hunian dari seseorang dan masih memiliki distraksi (gangguan) bagi penanganan autis. Penanganan yang lain adalah SLB bagi yang memiliki kecerdasan kurang. Dengan demikian dirasa perlu untuk merencanakan suatu tempat khusus bagi anak-anak autism dimana tempat ini mewadahi dan mengakomodasi kegiatan terapi serta pendidikan untuk mengambalikan mereka bermasyarakat kelak. Sarana ini menyediakan untuk mereka agar nantinya bisa kembali bersosialiasi, mandiri dan mampu untuk berinteraksi secara normal kepada orang lain karena pada dasarnya anak-anak ini sulit untuk berkomunikasi secara intens kurang konsentrasi dan cenderung asyik dengan dunia mereka sendiri. Autism Care Center di Kota Magelang didesain menggunakan pendekatan Lingkungan sensori, dan untuk menguatkan karakteristik makna dan tampilan bangunannya perlu mengambil beberapa karakteristik dari Konsep Lingkungan Sensorik itu sendiri. Desain sensori mengeksplorasi manipulasi lingkungan untuk kepentingan autis. Dengan mengubah ruang sedemikian rupa agar pengguna bisa merasa aman dan nyaman dilingkungan mereka. Dengan Tingkat fokus dan konsentrasi yang meningkat, membuat sesi terapi yang lebih efisien. Selanjutnya, konsep Lingkungan Sensori ini memodifikasi perilaku dan manfaat keterampilan baru dari jenis lingkungan yang terkendali. Integrasi sensorik adalah sensorik diarahkan bahwa tergantung pada lingkungan khusus hal ini dapat menenangkan, aktif dan fleksibel. The problem of handling autism in Indonesia is very complex because the public's perspective on children with autism in Indonesia is very bad. This problem is not only experienced by children with autism but also the parents of these children ranging from social problems and economic problems. Magelang City is one of the cities with the highest number of people with autism in Central Java, so this city used to have a special school for people with autism before it was replaced by PAUD. The treatment for autism that has been carried out so far is the establishment of therapeutic places for individuals with special needs. However, the therapy place is generally a function of a person's residential home and still has distractions for the treatment of autism. Another treatment is SLB for those who have less intelligence. Thus it is deemed necessary to plan a special place for children with autism where this place accommodates and accommodates therapeutic and educational activities to bring them back to society in the future. This facility provides facilities for them to be able to socialize again, be independent and be able to interact normally with others because basically these children find it difficult to communicate intensely because they lack concentration and tend to be engrossed in their own world. The Autism Rehabilitation Center in Magelang City is designed using a sensory environment approach, and to strengthen the meaning and appearance characteristics of the building it is necessary to take some characteristics from the Sensory Environment Concept itself. Sensory design explores environmental manipulation for the benefit of autism. By changing the space in such a way that users can feel safe and comfortable in their environment. Focus and concentration levels increase, making therapy sessions more efficient. Furthermore, modifying behavior and benefiting new skills from this type of controlled environment. Sensory integration is sensory directed that depending on the particular environment it can be calming, active and flexible.
Item Type: | Thesis (Skripsi, Tugas Akhir or Kerja Praktek) (Tugas Akhir) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Autisme, Lingkungan Sensori, Terapi Autism, Sensory Environment, Therapy |
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Arsitekur |
Depositing User: | Kaprodi S1 Arsitektur UTY |
Date Deposited: | 03 Jan 2022 07:32 |
Last Modified: | 03 Jan 2022 07:32 |
URI: | http://eprints.uty.ac.id/id/eprint/8944 |
Actions (login required)
View Item |