PERANCANGAN TAMAN BUDAYA BUGIS DI KABUPATEN BONE SULAWESI SELATAN Dengan Pendekatan Falsafah Sulapa’ Eppa’

Jayadi, Andi Achmad and Yudhanta, Widi Cahya (2021) PERANCANGAN TAMAN BUDAYA BUGIS DI KABUPATEN BONE SULAWESI SELATAN Dengan Pendekatan Falsafah Sulapa’ Eppa’. Tugas Akhir thesis, University of Technology Yogyakarta.

[img] Text
ABSTRAK-5140911226-ANDI ACHMAD JAYADI.pdf

Download (314kB)

Abstract

Perancangan Taman Budaya Bugis akan sangat banyak menimbulkan manfaat bagi masyarakat Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Bone dalam mengembangkan seni dan kebudayaan, dan pariwisatanya. Kabupaten Bone adalah tiga dari salah satu kerajaan terbesar yang berada di Sulawesi Selatan yang meliputi kerajaan Gowa, kerajaan Bone dan kerajaan Luwu. Seiring berjalannya waktu, kerajaan Bone akhirnya bergabung dengan NKRI dan menjadi kabupaten terbesar kedua di Sulawesi Selatan setelah kabupaten Luwu. Kemudian kabupaten Luwu membelah wilayah menjadi tiga kabupaten, dan pada akhirnya kabupaten Bone menjadi kabupaten terbesar di Sulawesi Selatan. Dari aspek kebudayaan, kabupaten Bone memiliki budaya dan adat yang kental. Dapat dilihat dari taglinenya yaitu “Bone Kota Beradat” dan menjadi salah satu dari tiga belas kota di seluruh Indonesia yang memiliki Dinas Kebudayaan sendiri. Tujuan kabupaten Bone harus memiliki Taman Budaya,dikarenakan Bone memiliki potensi nyata dalam sudut pandang kebudayaan yang kuat Sedangkan dari sudut pandang kreatifitas anak muda, Bone sangat mampu bersaing dan bisa mengembangkan kreatifitasnya baik itu melalui seni, budaya, dan pendidikannya. Selain itu harapan kedepannya dengan adanya Taman Budaya Bugis, Bone bisa menjadi wadah sekaligus pemicu pusat kebudayaan Sulawesi Selatan dan juga dapat meningkatkan potensi pariwisatanya. The design of the Bugis Cultural Park will greatly benefit the people of South Sulawesi, especially Bone Regency in developing arts and culture, and tourism. Bone Regency is three of one of the largest kingdoms in South Sulawesi which include the kingdom of Gowa, the kingdom of Bone and the kingdom of Luwu. Over time, the kingdom of Bone finally joined the Republic of Indonesia and became the second largest district in South Sulawesi after Luwu district. Then Luwu district divided the area into three districts, and in the end Bone district became the largest district in South Sulawesi. From a cultural aspect, Bone district has a strong culture and customs. It can be seen from the tagline that is "Bone City of Beradat" and it is one of four cities throughout Indonesia that has its own Cultural Service. The goal of Bone district is to have a Cultural Park, because Bone has real potential from a strong cultural point of view. Meanwhile, from the perspective of young people's creativity, Bone is very capable of competing and can develop his creativity both through art, culture, and education. In addition, the hope that in the future, with the Bugis Cultural Park, Bone can become a container as well as a trigger for the cultural center of

Item Type: Thesis (Skripsi, Tugas Akhir or Kerja Praktek) (Tugas Akhir)
Subjects: N Fine Arts > NA Architecture
Divisions: Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Arsitekur
Depositing User: Kaprodi S1 Arsitektur UTY
Date Deposited: 24 Mar 2022 02:31
Last Modified: 24 Mar 2022 02:31
URI: http://eprints.uty.ac.id/id/eprint/9357

Actions (login required)

View Item View Item