TRANSFORMASI SIMBOL BUDAYA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PERANCANGAN PUSAT BUDAYA MELAYU DI KABUPATEN KETAPANG, KALIMANTAN BARAT

Nazara, Uti Fatwa and Meytasari, Cinthyaningtyas (2022) TRANSFORMASI SIMBOL BUDAYA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PERANCANGAN PUSAT BUDAYA MELAYU DI KABUPATEN KETAPANG, KALIMANTAN BARAT. Tugas Akhir thesis, University of Technology Yogyakarta.

[img] Text
ABSTRAK-5170911189-UTI FATWA NAZARA.pdf

Download (33kB)

Abstract

Kabupaten Ketapang memiliki seni budaya tersendiri yang merupakan ciri khas kebudayaan melayu. Adat dan kebudayaan Melayu yang mengatur tingkah laku dan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang tinggal dan berasal dari daerah ini. Berlawanan perkembangan Kabupaten Ketapang yang semakin pesat, kebudayaan khas Melayu yang menjadi lambang dari Kabupaten Ketapang dinilai semakin pudar, oleh karena itu dibutuhkan tempat untuk fasilitas menampung potensi daerah berdasarkan tata nilai budaya, menampung kegiatan pengembangan dan pelestarian budaya Melayu sebagai bagian dari wujud pusat kebudayaan Kabupaten Ketapang. Kesenian Melayu yang berada di Kabupaten Ketapang antara lain adalah Seni Tari Jepin, Syair Gulung, Gendang Melayu, Pencak Silat, Upacara Adat Tepung Tawar, Tarian Meriam Padam Pelita, dan Meriam Padam Pelita. Perancangan Pusat Budaya Melayu di Ketapang,Kalimantan Barat dengan Pendekatan Transformasi Simbol Budaya Daerah merupakan perancangan sebuah bangunan yang menjadi pusat budaya Melayu Di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat bertujuan untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan Melayu di Kabupaten Ketapang agar tidak hilang seiring berkembangnya zaman serta tetap melestarikan budaya Melayu untuk tetap di kenal masyarakat dan menjadi luas di berbagai kalangan. Ketapang Regency has its cultural arts, a hallmark of Malay culture. Malay customs and culture regulate the behavior and activities carried out by the people who live and come from this area. Contrary to the rapid development of the Ketapang Regency, the typical Malay culture, which is the symbol of the Ketapang Regency, is considered to be fading. Therefore a place is needed for facilities to accommodate regional potential based on cultural values, accommodate development activities and preserve Malay culture as part of the Regency's cultural center. Ketapang. The Malay arts in Ketapang Regency include the Jepin Dance, Gulung poetry, Malay drums, Pencak Silat, the Tepung Tawar Traditional Ceremony, the Padam Pelita Cannon Dance, and the Padam Pelita Cannon. The Malay Cultural Center design in Ketapang, West Kalimantan, with the Regional Cultural Symbol Transformation Approach, is a building that becomes the center of Malay culture in Ketapang Regency, and West Kalimantan aims to maintain and develop Malay culture in Ketapang Regency. Thus, it does not disappear over time and still preserves culture Malays to remain known to the public and become widespread in various circles.

Item Type: Thesis (Skripsi, Tugas Akhir or Kerja Praktek) (Tugas Akhir)
Uncontrolled Keywords: Ketapang, Pusat Budaya Melayu, Kesenian Melayu, Adat Melayu, Transformasi Simbol Budaya Daerah,Ketapang, Malay Cultural Center, Malay Arts, Malay Custom, Transformation of Regional Cultural Symbols
Subjects: N Fine Arts > NA Architecture
Divisions: Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Arsitekur
Depositing User: Kaprodi S1 Arsitektur UTY
Date Deposited: 20 Oct 2022 06:56
Last Modified: 20 Oct 2022 06:56
URI: http://eprints.uty.ac.id/id/eprint/10981

Actions (login required)

View Item View Item