PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TEMPE MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI UMKM TEMPE BU HARYATI

Kusuma, Geovane Arya and Nugroho, Andung Jati (2024) PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TEMPE MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI UMKM TEMPE BU HARYATI. Tugas Akhir thesis, University of Technology Yogyakarta.

[img] Text
5190611090 Geovane Arya Kusuma-ABSTRAK.pdf

Download (32kB)

Abstract

ABSTRAK UMKM milik Ibu Haryati menghasilkan sekitar 950 potong tempe per bulan. Namun, dalam proses produksinya, masih terjadi beberapa kesalahan. Jenis cacat yang sering muncul dalam produk tempe adalah tempe yang berwarna hitam, tekstur, dan ukuran. Seven Tools untuk meningkatkan kualitas dan untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses manufacturing. FMEA adalah suatu mietodie yang siecara sistiematis dan tierstruktur dapat mienganalisis dan miengidientifikasi akibat atau konsiekuiensi dari kiegagalan sistiem maupun prosiesDari data hasil Analisa FMiEA didapatkan nilai RPN tierbiesar. Bierikut adalah hasil dari Analisa FMiEA bierdasarkan nilai RPN tierbiesar masing-masing cacat produk tiempie antara lain: cacat tiekstur disiebabkan olieh pienambahan ragi yang kiebanyakan sierta waktu pieriendaman tierlalu lama dan suhu ruangan yang tierlalu panas miemiliki nilai RPN tiertinggi yaitu siebiesar 36. Adapun usulan pierbaikan untuk miengurangi kiecacatan produk tiempie yang hasilkan yaitu: mielakuan pielatihan tierhadap karyawan pada bagian produksi khususnya pada bagian perendaman kedelai menambahkan blower ruangan pada ruangan perendaman dan memindahkan tempat perendaman jauh dari proses pemasakan, dan memberikan penjelasan mengenai standar operating procedure (SOP) yang jelas terhadap para pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Kata kunci: FMEA, Seven tools, RPN ABSTRACT Mrs Haryati's MSME manufactures approximately 950 pieces of tempeh each month. Nevertheless, several errors continued to occur during the production process. Black tempeh, texture, and size are the common defects found in tempeh products. Seven tools for enhancing quality and addressing issues that may arise in manufacturing. The FMEA methodology systematically and structurally analyses and identifies the consequences of system or process failures. The FMEA analysis results show that there are large tier RPN values. The results of the FMiEA analysis are as follows, based on the highest tier RPN value for each level of product defect. These include texture defects caused by excessive yeast addition, prolonged soaking time, and high room temperature, with the highest tier RPN value being 36. The proposed improvements include decreasing defects in the final Tempe products, specifically through implementing tiered training for production section employees, focusing on the soybean soaking section, installing room blowers in the soaking room, relocating the soaking area away from the cooking process, and offering clear explanations of standard operating procedures (SOP) to workers while performing their duty. Keywords: FMEA, Seven tools, RPN

Item Type: Thesis (Skripsi, Tugas Akhir or Kerja Praktek) (Tugas Akhir)
Subjects: T Technology > TS Manufactures
Divisions: Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Teknik Industri
Depositing User: Kaprodi S1 Teknik Industri UTY
Date Deposited: 02 Dec 2024 07:46
Last Modified: 02 Dec 2024 07:46
URI: http://eprints.uty.ac.id/id/eprint/16953

Actions (login required)

View Item View Item