PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN SENI TEATER TRADISIONAL JAWA DI YOGYAKARTA Dengan Pendekatan Simbolisme Budaya Jawa THE DESIGN OF THE TRAINING CENTER OF JAVANESE TRADITIONAL THEATRE IN YOGYAKARTA With the Javanese Cultural Symbolism Approach

Septiawan, Didik and Suryanto, Arwan (2018) PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN SENI TEATER TRADISIONAL JAWA DI YOGYAKARTA Dengan Pendekatan Simbolisme Budaya Jawa THE DESIGN OF THE TRAINING CENTER OF JAVANESE TRADITIONAL THEATRE IN YOGYAKARTA With the Javanese Cultural Symbolism Approach. Tugas Akhir thesis, University of Technology Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
ABSTRAK 5140911117-DIDIK SEPTIAWAN.pdf

Download (60kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Yogyakarta merupakan sebuah daerah di Pulau Jawa yang memiliki adat istiadat dan budaya yang sangat menarik. Sebagian besar masyarakat di sini masih memegang teguh adat istiadat dan budaya yang dimilikinya. Dari proses dari kebudayaan tersebut munculah berbagai kesenian sebagai bentuk ekspresi dan karakter masyarakat setempat. Dari beberapa kesenian yang ada, kesenian teater tradisional merupakan salah satu kesenian yang patut dilestarikan. Contoh dari kesenian teater tradisional Jawa yaitu Kethoprak, Wayang Orang, dan Wayang Kulit. Perkembangan seni teater tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini mengalami pasang surut. Pasalnya hampir dalam beberapa tahun terakhir kelompok seni teater mengalami penurunan jumlah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kulonprogo, jumlah kelompok teater wayang orang, kethoprak, dan pedalangan mengalami penurunan. Pada tahun 2012 jumlah anggota kelompok kethoprak berjumlah 219. Namun hingga tahun 2014 jumlahnya hanya tersisa 92 kelompok. Hal yang serupa juga terjadi pada jumlah kelompok wayang orang dan pedalangan. Penyebab dari hal ini bisa dipengaruhi oleh minat yang kurang terhadap kesenian teater tradisional. Selain itu, sanggar seni yang ada terkonsentrasi di daerah Kota Yogyakarta, serta sebagian di daerah Sleman. Sanggar seni yang ada sebagian besar merupakan sanggar seni kontemporer maupun sanggar seni tari yang pembelajaranya tidak terfokus pada kesenian teater tradisional Jawa, seperti kethoprak, wayang orang, maupun pelatihan pedalangan wayang kulit. Upaya pemerintah untuk melestarikan kesenian teater tradisional Jawa dilakukan dengan beberapa hal, seperti pelaksanaan pertunjukan secara berkala dan festival kesenian kethoprak, namun hal itu belum lah cukup. Pengadaan Pusat Pelatihan Seni Teater Tradisional Jawa ini merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan minat dan pengetahuan masyarakat tentang seni tradisional yang ada. Pembuatan sebuah wadah yang mengangkat simbolisme budaya Jawa juga merupakan sebuah langkah yang bertujuan untuk memunculkan kembali filosofi budaya Jawa dan menanamkan nilai nilai budaya kepada masyarakat. Kebanyakan bangunan yang ada di Yogyakarta sarat akan filosofi dan budaya Jawa. Tujuan dari tugas akhir ini yaitu untuk menciptakan sebuah wadah yang dapat menfasilitasi dan mengedukasi masyarakat tentang seni teater tradisional Jawa di Yogyakarta. Kata kunci: Pusat pelatihan, Seni teater Tradisional Jawa, Budaya Jawa, Simbolisme Budaya Jawa ABSTRACT Yogyakarta is an area on the island of Java that has very interesting traditions and culture. Most people here still hold fast to their traditions and culture. These cultural prosecesse, various arts emerged as an expression and character of the local community. From several existing art, traditional theater art is one of the arts that should be preserved. Kethoprak, Wayang Orang, and Wayang Kulit are examples of traditional Javanese theater arts. The development of traditional Theater Arts in Yogyakarta currently experiencing ups and downs. Almost in the last few years the theatre arts group experienced a decrease in the number. Based on data from BPS region of Kulonprogo, group of wayang orang, Kethoprak and wayang kulit has decline in the number. In 2012 the number of group members kethoprak amounted to 219. But until the year 2014, is only 92 left the group. A similar case also happened on the number of wayang orang and wayang kulit groups. This could be influenced by less of interests of the traditional Theater Arts. In addition, there are art galleries are concentrated in areas of the city, as well as partially in Sleman. Art Studio there is largely a Studio of contemporary art as well as a Dance Studio, is not focused on the art of traditional Javanese theater, like kethoprak, wayang orang, and wayang kulit training. Making a container that raised the symbolism of the Javanese culture is also a step that aims to bring up again the philosophy of Javanese culture and instill the value of cultural value to the community. Most of the buildings in Yogyakarta will be laden philosophy and culture. The purpose of this final task, namely to create a container that can facilitate and educate the public about the traditional Javanese Theater Arts in Yogyakarta. Government efforts to preserve traditional Javanese theater arts are carried out with several things, such as the implementation of periodic performances and the Kethoprak art festival, but that is not enough. Procurement of the Traditional Javanese Theater Arts Training Center is an alternative to increase community interest and knowledge about traditional art. That is also able to deepen people's knowledge of Javanese culture. The purpose of this final project is to create a forum that can facilitate and educate the public about traditional Javanese theater in Yogyakarta. Keywords: Training center, Javanese Tradaitional Theatre art, Jvanese Culture, Simbolism of Javanese culture

Item Type: Thesis (Skripsi, Tugas Akhir or Kerja Praktek) (Tugas Akhir)
Subjects: N Fine Arts > NA Architecture
Divisions: Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Arsitekur
Depositing User: Kaprodi S1 Arsitektur UTY
Date Deposited: 13 Nov 2018 06:18
Last Modified: 13 Nov 2018 06:18
URI: http://eprints.uty.ac.id/id/eprint/2122

Actions (login required)

View Item View Item