PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM SEBAGAI BAHAN ADDITIVE PADA ASPHALT CONCRETE – WEARING COURSE (AC-WC) TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL UTILIZATION OF STYROFOAM WASTE AS ADDITIVE MATERIAL IN ASPHALT CONCRETE - WEARING COURSE (AC-WC) ON MARSHALL CHARACTERISTICS

Hermawan, Rahmat and Ismaili, Abul Fida (2019) PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM SEBAGAI BAHAN ADDITIVE PADA ASPHALT CONCRETE – WEARING COURSE (AC-WC) TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL UTILIZATION OF STYROFOAM WASTE AS ADDITIVE MATERIAL IN ASPHALT CONCRETE - WEARING COURSE (AC-WC) ON MARSHALL CHARACTERISTICS. Tugas Akhir thesis, University Technology Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
Rahmat Hermawan_5150811264_Abstrak.pdf

Download (142kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Aspal merupakan bahan pengikat untuk perkerasan lentur. Berbagai cara dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja campuan aspal salah satunya dengan penambahan limbah styrofoam. Penggunaan styrofoam untuk berbagai keperluan dan tidak diimbangi dengan pengelolaan limbah yang baik menimbulkan penumpukan limbah styrofoam yang sangat banyak. Styrofoam adalah salah satu jenis polimer plastik yang bersifat termoplastik yang mana jika dipanaskan akan menjadi lunak dan kembali mengeras ketika sudah dingin. Penggunaan styrofoam sebagai bahan campuran diharapkan dapat mengubah limbah styrofoam menjadi sesuatu yang lebih berguna dan meningkatkan daya rekat yang lebih baik dalam campuran sehingga perkerasan tidak mudah mengalami deformasi, (JF Soandrijanie L, 2011). Metode yang digunakan dalam pengujian ini adalah metode Marshall. Metode marshall dipilih karenametode ini merupakan pengujian untuk mencari nilai stabilitas, kelelehan (flow), VIM, VMA, VFA, dan Marshall Quotient (MQ) pada benda uji aspal. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah styrofoam sebagai bahan tambah campuran aspal. Nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) yang diperoleh sebesar 6,1% dengan campuran kadar styrofoam yang diuji adalah 0%, 1%, 3%, dan 5%. Dari hasil pengujian marshall dengan bahan tambah styrofoam didapatkan nilai stabilitas kadar 0%= 1912,38kg, 1%= 1981,59kg, 3%= 1516,13kg, 5%= 1199,57kg. Nilai flow 0%= 2,23mm, 1%= 2,20mm, 3%= 2,41mm, dan 5%= 2,43mm. Nilai VMA 0%= 16,43%, 1%= 16,25 %, 3%= 16,34 %, 5%= 16,45 %. Nilai VFA 0%= 70,07 %, 1%= 71,00 %, 3%= 70,49 %, 5%= 69,94 %. Nilai VIM 0%= 4,92 %,1%= 4,71 %, 3%= 4,82 %, 5%= 4,95 %. Nilai MQ 0%= 856,29 kg/mm, 1%= 900,72, 3%= 629,97 kg/mm, 5%= 492,97kg/mm. Berdasarkan nilai tersebut didapatkan nilai stabilitas, VFA, dan MQ cenderung menurun seiring bertambahnya kadar styrofoam, namun untuk nilai kelelehan (flow), VIM, dan VMA semakin meningkat seiring bertambahnya kadar styrofoam. Namun nilai stabilitas, VFA, dan MQ tetap memenuhi nilai spesifikasi yang mengacu pada Spesifikasi Umum Bina Marga 2018. Kata kunci: Aspal, Marshall, Styrofoam ABSTRACT Asphalt is a binding material for flexible pavements. Various methods can be used to improve the performance of asphalt one of them by adding styrofoam waste. The use of styrofoam for various purposes not balanced with good waste management causes a lot of buildup of styrofoam waste. Styrofoam is a type of thermoplastic plastic polymer which if heated will become soft and harden again when it is cold. The use of styrofoam as a mixture material is expected to be able to convert styrofoam waste into something more useful and increase better adhesive power in the mixture so that the pavement is not easily deformed, (JF Soandrijanie L, 2011). The method used in this test is the Marshall method. Marshall method was chosen because this method is a test to find the value of stability, melt (flow), VIM, VMA, VFA, and Marshall Quotient (MQ) on asphalt specimens. This study was to determine the effect of adding styrofoam waste as an additive asphalt mixture. Optimum Asphalt Levels (KAO) obtained at 6.1% with a mixture of styrofoam content tested were 0%, 1%, 3%, and 5%. From the results of testing the Marshall with styrofoam added material obtained the value of 0% = 1912.38kg, 1% = 1981.59kg, 3% = 1516.13kg, 5% = 1199.57kg. Flow value 0% = 2.23mm, 1% = 2.20mm, 3% = 2.41mm, and 5% = 2.43mm. VMA value 0% = 16.43%, 1% = 16.25%, 3% = 16.34%, 5% = 16.45%. VFA value 0% = 70.07%, 1% = 71.00%, 3% = 70.49%, 5% = 69.94%. VIM value is 0% = 4.92%, 1% = 4.71%, 3% = 4.82%, 5% = 4.95%. MQ value 0% = 856.29 kg / mm, 1% = 900.72, 3% = 629.97 kg / mm, 5% = 492.97 kg / mm. Based on these values the values of stability, VFA, and MQ tend to decrease with increasing levels of styrofoam, but for the value of melt (flow), VIM, and VMA increases with increasing levels of styrofoam. However, the value of stability, VFA, and MQ still meets the specification values that refer to the General Specifications of Bina Marga 2018. Keywords: Asphalt, Marshall, Styrofoam   Dafrat Pustaka [1] AASHTO T 27/T 11. Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates. [2] Adly, Emil. 2016. Styrofoam Sebagai Pengganti Aspal Penetrasi 60/70 Dengan Kadar 0%, 6,5%, 7,5%, 8,5%, Dan 9,5% Pada Campuran AC-W. Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. [3] Dharma Giri, I.B, dkk. 2008. Kuat Tekan Modulus Elastisitas Beton Dengan Penambahan Styrofoam. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol.12, No.1, Januari 2008, diakses tanggal 7 September 2010. [4] Direktorat Jenderal Bina Marga. 2018. Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan Tahun 2018 Revisi 3. Jakarta: Ditjen Bina Marga Kementerian PU. [5] Hamzah, Risky Aynin. 2016. Pengaruh Variasi Kandungan Bahan Pengisi Terhadap Kriteria Marshall Pada Campuran Beraspal Panas Jenis Lapis Tipis Aspal Beton – Lapis Aus Gradasi Senjang. Manado: Jurnal Sipil Statik Universitas Sam Ratulangi Manado. [6] Laily, Noor. 2011. Timbulan Sampah Styrofoam Di Kota Bandung. Bandung: Jurnal Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung. [7] Permanasari, Reni. 2017. Pengaruh Penggunaan Styrofoam Sebagai Pengganti Aspal Penetrasi 60/70 Dengan Kadar 0%, 7%, 8%, 9% Dan 10% Pada Campuran AC-WC. Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. [8] Revisi SNI 06-2456-1991. Uji Penetrasi Aspal: Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum. [9] RSNI M-01-2003. Metode Pengujian Campuran Beraspal Panas dengan Alat Marshall: Badan Standarisasi Nasional. [10] SNI 06-2456-1991. Metode Pengujian Penetrasi Bahan-Bahan Bitumen. Pustran-Balitbang Pekerjaan Umum. [11] SNI 06-2441-1991. Metode Pengujian Berat Jenis Aspal Padat. Pustran-Balitbang Pekerjaan Umum.

Item Type: Thesis (Skripsi, Tugas Akhir or Kerja Praktek) (Tugas Akhir)
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Teknik Sipil
Depositing User: Kaprodi S1 Teknik Sipil UTY
Date Deposited: 31 Jul 2019 02:36
Last Modified: 31 Jul 2019 02:36
URI: http://eprints.uty.ac.id/id/eprint/3229

Actions (login required)

View Item View Item