Resy, Salfatoris Milano Yuneks and -, Suparno (2020) RE-DESAIN BANDAR UDARA FRANS SEDA KABUPATEN SIKKA, NUSA TENGGARA TIMUR. Tugas Akhir thesis, University of Technology Yogyakarta.
|
Text
7. 5130911122-SALFATORIS MILANO YUNEKS RESY.pdf Download (573kB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK Penyebaran informasi secara umum seharusnya menjadi media untuk menginformasikan kekayaan budaya dari suatu daerah ke daerah lainnnya. Penerapan Arsitektur Regionalisme sebagai identitas lokal pada wajah Kota, khususnya Bandar Udara Frans Seda kabupaten Sikka sebagai salah satu gerbang pintu masuk di wilayah pulau Flores ditujukan menjadi penyambut dan memperkenalkan sebagian dari keseluruhan identitas daerah yang dimiliki dalam bentuk arsitektural. Kunjungan wisatawan mengalami peningkatan sekitar 6% pada tahun 2017. Jika diproyeksikan sampai dengan tahun 2030, jumlah kunjungan wisatawan akan terus mengalami peningkatan sampai dengan 10%. Dengan pelaksanaan otonomi khusus bagi Propinsi Nusa Tenggara Timur terutama rencana pengembangan Kabupaten Sikka menjadi kota madya, dan Bandar udara Frans Seda menjadi Bandar udara alternative bagi Bandar udara Internasional El-Tari Kupang, maka dapat dipastikan jumlah pesawat, jenis pesawat, penumpang dan barang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Maka permasalahan yang dihadapi Bandar Udara Frans Seda Kabupaten Sikka juga semakin kompleks. Total keseluruhan lalu lintas di Bandar udara Frans Seda Kabupaten Sikka mengalami peningkatan 3% dari 5 tahun sebelumnya, dan proyeksi untuk jangka panjang sampai dengan tahun 2030, data lalu lintas di Bandar udara Frans Seda secara keseluruhan mengalami peningkatan sekitar 9%. Terbatasnya sarana dan prasarana transportasi, baik secara fisik maupun manajemen transportasinya dan peningkatan fluktuasi lalu lintas udara, maka faktor yang paling mempengaruhi adalah pengembangan, peningkatan pelayanan, serta sarana dan prasarana yang harus disediakan. Tahapan yang dilakukan dalam penulisan naskah ilmiah ini meliputi (1) studi pustaka mengenai Transportasi Udara; (2) studi pustaka mengenai manajemen transportasi dan peningkatan fluktuasi lalu lintas udara; (3) melakukan analisis mengenai konsep dasar pengembangan Bandar Udara Frans Seda Kabupaten Sikka berdasarkan Regionalisme sebagai identitas lokal dan visualisasi desain; (4) rumusan dan kesimpulan. Pembahasan penerapan konsep melalui pemaknaan lokasi sebagai identitas lokal kedaerahan, ruang Bandar udara sebagai citra Tipologi-Morfologi dari identitas lokal kedaerahan, dan gubahan massa bangunan sebagai kosmologi hubungan ruang dari identitas lokal kedaerahan. Kata kunci : Arsitektur Regionalisme, Bandar Udara, Pengembangan ABSTRACT Dissemination of information in general should be a medium to inform cultural wealth from one area to another. The application of Regionalism Architecture as a local identity in the city, especially Frans Seda Airport, Sikka district as one of the entry gates in the Flores island region is intended to be a welcome and introduce part of the overall regional identity that is owned in an architectural form. Tourist visits have increased by about 6% in 2017. If it is projected that until 2030, the number of tourist visits will continue to increase by up to 10%. With the implementation of special autonomy for East Nusa Tenggara Province, especially the plan to develop Sikka Regency into a municipality, and Frans Seda Airport to become an alternative airport for El-Tari Kupang International Airport, it can be ascertained that the number of aircraft, types of aircraft, passengers and goods from the year to the year it is increasing. So the problems faced by Frans Seda Airport, Sikka Regency are also increasingly complex. The total traffic at Frans Seda Airport, Sikka Regency, has increased by 3% from the previous 5 years, and projections for the long term until 2030, traffic data at Frans Seda Airport as a whole has increased by around 9%. With the limited transportation facilities and infrastructure, both physical and transportation management and the increase in fluctuations in air traffic, the development and improvement of services and facilities and infrastructure must be provided. The stages taken in writing this paper include (1) literature study on Air Transportation; (2) literature study on transportation management and increased fluctuation in air traffic; (3) analyzing the basic concept of developing Frans Seda Airport in Sikka Regency based on regionalism as local identity and design visualization; (4) formulation and conclusion. Discussion on the application of the concept through the meaning of location as a regional local identity, airport space as a typology-morphology image of regional local identity, and building mass compositions as a cosmology of the spatial relationship of regional local identity. Keywords: Regionalism Architecture, Airport, Development
Item Type: | Thesis (Skripsi, Tugas Akhir or Kerja Praktek) (Tugas Akhir) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Fakultas Sains dan Teknologi > S1 Arsitekur |
Depositing User: | Kaprodi S1 Arsitektur UTY |
Date Deposited: | 23 Sep 2020 06:14 |
Last Modified: | 23 Sep 2020 06:14 |
URI: | http://eprints.uty.ac.id/id/eprint/5121 |
Actions (login required)
View Item |